Pernahkah Anda bangun tidur dengan leher yang kaku dan kesulitan menengok ke salah satu sisi? Banyak yang menyebut kondisi ini sebagai 'salah bantal'.

Sebenarnya bukan karena bantal Anda yang salah, melainkan posisi tidur yang menyebabkan leher terpelintir ke satu sisi selama berjam-jam. Selain posisi tidur ketahui penyebab lain Anda bangun dengan leher yang kaku dan nyeri.

Penyebab Leher Kaku saat Bangun Tidur

Posisi tidur yang salah

Setiap orang memiliki posisi tidur favorit yang membuat lekas terlelap. Namun, terkadang posisi tidur yang tidak berubah semalaman menyebabkan leher terpelintir sehingga Anda bangun dengan leher yang kaku dan nyeri.

Menurut Sleep Foundation, tidur dengan posisi miring dapat menurunkan risiko mendengkur, naiknya asam lambung dan rasa nyeri di leher serta tulang belakang. Tidur miring dengan bantal yang tidak terlalu tinggi atau terlalu pendek akan menjaga agar kepala dan leher sejajar dengan bagian tubuh lain.

Tidur dalam posisi telungkup adalah posisi yang paling tidak disarankan karena justru menyebabkan leher Anda makin kaku dan nyeri.

Baca Juga: Mengenal Beragam Posisi Tidur dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Tubuh

Ketinggian bantal

Memiliki bantal yang tepat tidak hanya membuat nyaman namun juga memainkan peran penting dalam menopang struktur rumit kepala, leher, bahu, pinggul dan tulang belakang. Untuk mencegah kekakuan leher, bantal harus disesuaikan dengan bentuk, lekuk tubuh dan posisi tidur.

Bantal juga sebaiknya diatur ketinggiannya sekitar 10-15 cm untuk bisa menopang leher dan kepala dengan baik.

Pergerakan tiba-tiba

Pergerakan tiba-tiba seperti duduk terlalu cepat, merebahkan tubuh ke kasur terlalu keras dapat membuat otot leher menjadi tegang. Ketika Anda melakukan gerakan yang tiba-tiba dan keras, terutama tanpa pemanasan atau peregangan sebelumnya, otot-otot leher mungkin tidak siap untuk menahan tekanan atau bergerak dalam cara yang tidak biasa.

Cedera

Beberapa jenis cedera seperti cedera olahraga mungkin bisa melukai leher Anda dan membuat leher terasa sangat sakit atau kaku keesokan harinya.

Cedera leher tengeng atau whiplash sering terjadi akibat gerakan tiba-tiba dan kuat pada leher, seperti saat terjadi tabrakan atau benturan saat berolahraga. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan atau kerusakan pada ligamen, otot, atau struktur leher lainnya. Gejalanya dapat termasuk nyeri, kaku, kesulitan bergerak, sakit kepala, dan gangguan kognitif ringan.

Jatuh saat berolahraga, terutama jika jatuh dengan posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan cedera pada leher.

Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal lainnya yang bisa menyebabkan kekakuan leher, misalnya seperti postur tubuh yang buruk, bekerja terlalu lama di depan komputer, osteoarthritis atau kompresi saraf.

Baca Juga: Manfaat Penggunaan Knee Sleeves Pada Cedera Lutut

Pertolongan Rumahan saat Leher Kaku

Bangun dengan leher kaku akan membuat Anda tidak nyaman melakukan aktivitas keesokan harinya. Anda mungkin perlu mencoba beberapa pertolongan rumah berikut:

• Mengompres leher dengan kompres dingin setidaknya 20 menit untuk mengurangi peradangan otot leher
• Jika leher tetap kaku dan tidak membaik berikan kompres hangat di area yang kaku setidaknya selama 20 menit
• Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol untuk mengurangi nyerinya sehingga Anda bisa kembali beraktivitas dengan nyaman
• Lakukan olahraga dengan gerakan yang lembut seperti berjalan atau yoga untuk membantu memperlancar aliran darah di leher

Jika leher Anda tetap kaku dan tidak membaik selama beberapa hari, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care untuk mendapatkan saran lainnya.

Periksakan diri ke dokter segera apabila kekakuan di leher disertai dengan sakit kepala, demam, kesulitan bernapas, nyeri di dada, atau adanya benjolan di leher.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!